Takut data disalahgunakan? Cara memastikan data di aplikasi tetap aman

Cara memastikan data di aplikasi tetap aman
Technolife.blog - Di zaman super canggih seperti saat ini, mungkin beberapa dari sahabat tecno sering nih menyimpan data kalian di dunia maya. Nah, tidak jarang aplikasi yang kita gunakan mengharuskan kita untuk mengisi data-data untuk melengkapi registrasi akun atau semacamnya. Mungkin beberapa orang beranggapan bahwa data yang ada di dalam aplikasi itu sudah aman dan tidak mungkin bisa dengan mudah disalahgunakan. Tapi semenjak beredarnya kabar bahwa terdapat beberapa aplikasi yang tidak dilengkapi dengan enkripsi end-to-end, menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak di penjuru dunia. Apa itu end-to-end? end-to-end adalah sebuah enkripsi dimana data atau kode itu hanya dapat dimengerti oleh sebuah perusahaan atau developer aplikasi tersebut. jadi, tidak sembarangan orang tahu apa itu isi dari data tersebut. Lalu amankah Privasi data kita di Aplikasi saat ini?  

Menurut data yang disediakan oleh Varonis, pada tahun 2019 lalu, sekitar 53% perusahaan memilki lebih dari 1.000 file yang sensitif yang terbuka untuk setiap karyawan. Hal itu berarti privasi pengguna cukup rendah. Maka dari itu apabila kalian mempunyai perusahaan, Privasi dan situs untuk menyimpan data tersebut sangat penting bagi kalian. kebijakan Privasi yang diterapkan setiap aplikasi juga perlu di tinjau kembali untuk memastikan keamanannnya. Nah Berikut beberapa cara memastikan data di aplikasi kalian tetap aman.

1. Kebijakan Privasi Mencakup Secara Akurat Menjelaskan Penggunaan Data Users


Kepercayaan disini memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesediaan pengguna untuk berbagi data dengan perusahaan. Hal apapun yang menyesatkan pengguna tentang bagaimana data itu dikumpulkan, disimpan, digunakan, dan dilindungi dapat menciptakan masalah hukum dan reputasi bagi perusahaan penyedia layanan tersebut. Instansi pemerintah dan badan dagang saat ini telah memperketat cara mereka berurusan dengan organisasi yang menerbitkan pernyataan sebagai penipu dalam kebijakan privasi mereka. Maka periksalah kembali kebijakan privasi aplikasimu untuk memastikan semua informasi yang diberikan akuran dan mutakhir,

Salah satu aplikasi yang mungkin sudah tidak asing bagi kalian sudah terkena dampaknya akibat tidak transparan dalam memberikan informasi yaitu Snapchat. Aplikasi ini telah dianggap menipu pengguna tentang jumlah data pribadi, termasuk dalam mengumpulkan informasi dari daftar kontak iPhone dang menggunakan langkah-langkah yang longgar sehingga membuat pengguna mengalami pelanggaran keamanan. Kemudian Snapchat dipaksa mematuhi serangkaian kewajiban, termasuk menerapkan program privasi komprehensif yang akan dipantau oleh badan idependen selama 20 tahun ke depan.

2. Mengacak atau Mengenkripsi data 


Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi, dalam membangun keamanan yang cukup kuat dalam menjaga privasi informasi pengguna, setidaknya sebuah perusahaan atau developer harus menyimpan data tersebut dengan cara yang rumit bagi siapapun yang berusaha menerobos masuk. Banyak programmer berasumsi bahwa untuk melakukan penghitungan yang berguna dengan data, maka harus disimpan dengan format yang mudah dibaca oleh siapa pun. Namun, Sebuah perusahaan juga dapat memblokir pencuri yang paling pintar sambil tetap memungkinkan karyawan perusahaan tetap dapat mengaksesnya untuk melayani pelanggan. Dengan kata lain seperti kode end-to-end tadi, tidak semua orang dapat mengerti kode yang digunakan dalam penyimpanan data tersebut. Namun seorang Karyawan perusahaan tersebut dapat menampilkan data itu untuk kalian sebagai pelanggan. Hal ini sangat penting karena perangkat seluler saat ini secara rutin menyimpan lebih banyak data pelanggan di Cloud

3, Memastikan Data Tersebut Aman Sesuai Dengan Kebijakan dan Prosedur Perlindungan Data


Departemen TI saat ini tengah berjuang untuk menanggapi meningkatmya resiko kemanan yang timbulkan oleh meningkatnya jumlah perangkat yang masuk dan keluar dari infrastruktur mereka. Perangkat lunak yang relatif murah tersedia untuk membantu mengintegrasikan perangkat-perangkat ini kedalam infrastruktur TI, menyediakan lapisan keamanan tambahan untuk proses login dan alat untuk menenkripsi email, namun sering kali hal ini malah memakan waktu dan sumber daya yang intensif. 

David Mohajer, Chief Executive Officer dan Co-Founder XAHIVE (Platform jejaring sosial Kanada), mengemukakan bahwa kesalahan utama yang dilakukan para perusahaan ketika mengamankan data yang sensitif adalah tidak merenungkan dan merekonsiliasi elemen manusia. Cara terbaik untuk menimalkan risiko terhadap pengguna adalah melatih staf mengenai kebijakan privasi dan Prosedur Perlindungan Data pengguna. 

4. Menguji Kerentanan Sistem 


Untuk menguji sebuah keamanan sistem, beberapa situs e-commerce saat ini menguji situs mereka secara berkala untuk menemukan kerentanan sistem yang dimana tidak dideteksi oleh alat keamanan sistem mereka. Dalam hal ini dapat melibatkan seorang bug hunter atau para ahli Cyber dalam melakukan indentifikasi terhadap kerentanan kode, melakukan pemindaian setiap hari. Kemudian juga memastikan situs tersebut tidak terdapat malware atau virus-virus tertentu yang seharusnya tidak terdapat disitus tersebut. 

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. Dan perlu ditekankan lagi bagi sahabat techno untuk yang terpenting selalu mengecek Kebijakan Privasi yang digunakan setiap aplikasi untuk menjamin keamanan aplikasi tersebut. Source.Everspin.ID

Comments